Tahukah kamu apakah itu
manajemen, kepemimpinan dan perencanaan? Untuk mengetahui apakah yang dimaksud
dari manajemen, kepemimpinan dan perencanaan, maka saya akan mencoba untuk
membahas ketiganya secara singkat.
MANAJEMEN
Manajemen memiliki arti yang
banyak. Dari berbagai ahlipun memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai
manajemen tersebut. Manajemen menurut
Mary Parker adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Berbeda dengan ahli-ahli
lainnya. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Menurut Pariata
Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kurikulum 1975 yang
disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah
segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun
materiil) secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen ialah suatu
proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk
menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Manajemen juga terbagi menjadi
5 jenis, yakni :
1.
Manajemen produksi, adalah
pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial seperti planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling
(pengawasan), terhadap sistem-sistem produksi dengan tujuan agar produksi dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
2.
Manajemen pemasaran, adalah penerapan
fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan penciptaan dan penyerahan barang atau
jasa kepada konsumen atau masyarakat, agar dapat memperluas pasar bagi kemajuan
suatu perusahaan atau industri.
3.
Manajemen personalia atau manajemen
sumber daya manusia (SDM), adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam hal pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan terhadap
sumber daya manusia secara terpadu untuk mencapai tujuan organisasi.
4.
Manajemen keuangan, adalah aktivitas
dari pada fungsi manajemen untuk menyediakan segala kebutuhan finansial yang
berkaitan dengan operasional perusahaan dan organisasi.
5.
Manajemen administrasi, adalah cara
mengajukan informasi mengenai administrasi atau akuntansi sedemikian rupa
sehingga dapat membantu manajemen dalam menentukan garis-garis kebijaksanaan
dan operasional sehari-hari dari pada suatu usaha.
Lalu apa yang dimaksud dengan
psikologi manajemen? Jika manajemen dikaitkan dengan dunia psikologi, maka akan
menimbulkan definisi baru yakni apa itu psikologi manajemen. Bisa disimpulkan
bahwa psikologi manajemen ialah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage
sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan atau leadership
merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan
rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
(Moejiono, 2002). Tetapi, kepemimpinan juga mempunyai banyak definisi dari
berbagai ahli. Seperti menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Moejiono (2002)
memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Dari beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
Teori dalam kepemimpinan antara lain :
1. Teori
Great Man
Anda mungkin pernah mendengar bahwa ada orang-orang
tertentu yang memang "dilahirkan untuk memimpin". Menurut teori ini,
seorang pemimpin besar dilahirkan dengan karakteristik tertentu seperti
karisma, keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya terlahir
sebagai pemimpin alami. Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk
memimpin adalah sesuatu yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat.
Teori ini menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan ditakdirkan untuk
menjadi pemimpin karena kondisi sudah membutuhkannya.
2. Teori
Sifat
Teori sifat
berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka
lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi
kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku yang sama pada umumnya
pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi, kepercayaan diri dan
keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa dikaitkan dengan pemimpin
besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka
bagaimana menjelaskan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas tetapi bukan
pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori
sifat untuk menjelaskan kepemimpinan. Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri
kepribadian yang terkait dengan kepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi
kepemimpinan.
3. Teori
Kontingensi
Teori
kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin
menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok. Menurut teori ini,
tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan
tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para
pengikut dan aspek situasi.
4. Teori
Situasional
Teori
Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan
variabel situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih tepat untuk
jenis tertentu dalam pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, seorang pemimpin
berada dalam kelompok yang anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman, gaya
otoriter mungkin paling tepat. Dalam kasus lain di mana anggota kelompok adalah
ahli yang terampil, gaya demokratis akan lebih efektif.
5. Teori
Perilaku
Teori
perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar dibuat
bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan
para pemimpin bukan pada kualitas mental. Menurut teori ini, orang dapat
belajar untuk menjadi pemimpin melalui pengajaran dan observasi.
6. Teori
Partisipatif
Teori
kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah
mengambil masukan dari orang lain. Para pemimpin mendorong partisipasi dan
kontribusi dari anggota kelompok dan membantu anggota kelompok merasa lebih
berkomitmen terhadap proses pengambilan keputusan. Dalam teori partisipatif,
bagaimanapun, pemimpin berhak untuk memungkinkan masukan pendapat dari orang lain.
7. Teori
Manajemen
Teori
manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada peran pengawasan
kinerja, organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada sistem imbalan dan
hukuman. Teori manajemen sering digunakan dalam bisnis, ketika karyawan
berhasil mereka dihargai, ketika mereka gagal mereka ditegur atau dihukum.
8. Teori
Hubungan
Teori
hubungan juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada hubungan yang
terbentuk antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transformasional memotivasi
dan menginspirasi dengan membantu anggota kelompok melihat penting dan baiknya
suatu tugas. Pemimpin fokus pada kinerja anggota kelompok dan juga
ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya. Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan
moral yang tinggi.
PERENCANAAN
Dalam ilmu menejemen menjelaskan bahwa salah satu
fungsi pokok manajemen adalah perencanaan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang
pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan
sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat
perencanaan.
Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu
proses pengambilan keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan
penggunaan sumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang
memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan
hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat. Dan kegunaan dari pembuatan
perencanaan yakni terciptanya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin,
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan,
pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
Adapun jenis-jenis perencanaan dalam organisasi
ialah sebagai berikut :
1.
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan
dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan
dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya.
Perencanaan ini merupakan proses dimana eksekutif / top manajer meramal arah
jangka panjang dari suatu entitas dengan menetapkan target spesifik pada
kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan
tindakan perencanaan yang dipilih.
Hal ini biasanya dilakukan dalam organisasi pada tingkat manajerial, atau
tingkat tertinggi perintah, yang dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka
panjang lebih dari 5 tahun.
Perencanaan strategis juga merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi
dalam segala hal, atau dalam kehidupan sehari-hari setiap orang.
2.
Perencanaan Taktis / Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area
fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh
tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya
yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan
mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala
bagian.
Bagian taktis merupakan proses yang berkelanjutan, yang bertujuan dalam waktu
dekat, merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan tindakan. Bagian Ini
dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem
dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik. Apakah
iteratif, dan proyek mana yang harus fleksibel dan menerima penyesuaian dan
koreksi. Teknik ini memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi sebagai
dijalankan yang secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain, dan
merupakan teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dari efisiensi.
3.
Perencanaan Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus
berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan
menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di
tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi
lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat
operasional.
Karena jadwal pada tingkat operasional sesuai dengan set bagian homogen dari
perencanaan taktis, yaitu, mengidentifikasi prosedur spesifik dan proses yang
diperlukan di tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi atau rencana
operasional. Hal ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih rendah,
dengan fokus pada kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu, rencana
dikembangkan untuk waktu yang singkat.
Perencanaan Operasional ini dilakukan pada karyawan di tingkat terendah dari
organisasi. Membuat perencanaan kecil sebuah organisasi dan merinci bagaimana
tujuan akan dicapai. Bahkan, semua titik dasar perencanaan terjadi di tingkat
operasional, yang sangat mempengaruhi dan menentukan, bersama dengan, hasil
taktik.
Termasuk tugas-tugas operasional dan skema operasi yang benar dan efisien dalam
menjalani sistem pendekatan reduksionis proses khas ditutup. Hal ini dilakukan
berdasarkan proses diprogram dan teknik komputasi. Ini mengubah ide menjadi
kenyataan, atau mengeksekusi tujuan dari suatu tindakan melalui berbagai rute,
jangka pendek pekerjaan umumnya kurang dari 1 tahun.
4.
Perencanaan Normatif
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan
untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar,
metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan.
Standar-standar tentang pendirian aturan dan / atau undang-undang dan / atau
kebijakan dalam setiap kelompok atau organisasi, terutama untuk menjaga
pengendalian, pemantauan dan pengembangan perencanaan dan pengembangan standar
dan kebijakan. Perencanaan berhubungan erat dengan desain struktur organisasi.
Ini berlaku di daerah yang sangat spesifik, yang umumnya adalah mereka yang
mengawasi dan menentukan aspek pada tingkat lainnya tidak dapat dipisahkan.
Sumber :
8. http://rachmabuana.blogspot.com/2013/10/manfaat-perencanaan-dan-jenis.html