Jumat, 07 November 2014

Ketidakpuasan Kerja pada PT. X

Sebuah perusahaan disamarkan menjadi PT. X mengalami penurunan dalam hal keuangan. Dimana PT.X yang dikenal sebagai perusahaan peralatan rumah tangga dan olahraga mengalami penurunan dalam segi keuangan hari demi hari. Dimana wanita dengan inisial SR merupakan salah satu karyawati di perusahaan tersebut juga mengeluhkan kondisi tempatnya bekerja saat ini.

Dia menceritakan bahwa dia mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaannya. Dimana dalam hal pekerjaannya yang berperan sebagai call center, dia sering menerima telepon dari pelanggan yang mengungkapkan kritik, keluhan serta komplain terhadap produk dari perusahaan tersebut. SR menceritakan bahwa dia bisa menerima telepon komplain dari customer kira-kira lebih dari 3 telepon seharinya.

Dan konsekuensi yang telah ditetapkan perusahaan tersebut ialah para customer yang tidak puas atau tidak merasakan dampak positif dari produknya tersebut dapat mengembalikannya kembali pada pihak perusahaan. Dengan kata lain pula, perusahaan tersebut mengganti rugi dengan me-refund uang yang telah dibayarkan customer tersebut sebelumnya.

Dan efek dari semuanya pun terasa ketika tanggal pemberian gaji pada karyawan. Dimana para karyawan mengalami penundaan dalam menerima gaji mereka selama beberapa hari. Dan juga perusahaan tersebut tidak lama kemudian mengadakan PHK kepada beberapa karyawan.


Tanggapan dan Analisis :

Menurut saya pribadi sebaiknya perusahaan tersebut bisa lebih baik dalam mengelola sumber daya manusia beserta produk-produknya. Dimana harus diadakan pengecekan atau pengujian ulang terhadap produk-produk yang diperjualkan. Agar untuk selanjutnya tidak ada lagi kekecewaan pada diri pelanggan sehingga mereka tidak lagi memutuskan untuk mengembalikan uang dan barang yang telah dibeli sebelumnya.

Dan menurut teori kepuasan kerja yang ada, pada perusahaan tersebut terdapat banyak karyawan yang memang mengalami ketidakpuasan kerja dalam aspek produktivitas. Dan faktor yang sangat berpengaruh pada kasus tersebut ialah dimana ketidakpuasan kerja para karyawan pada pemberian gaji atau upah.

Pengorganisasian Struktur Manajemen, Actuating dalam Manajemen, Mengendalikan Fungsi Manajemen, Motivasi dan Kepuasan Kerja

I. Pengorganisasian Struktur Manajemen

Sebagaimana pengetahuan kita bahwa organisasi merupakan sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengorganisasian sendiri memiliki arti pengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi. Tapi ada yang menyebutkan bahwa pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen, yakni sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber dan lingkungannya. Dengan demikian maka akan menghasilkan struktur organisasi. Lalu pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen bisa disebut dengan organizing. Dimana pengorganisasian (organizing) sebagai fungsi manajemen mengacu pada suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumbe rdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.



II. Actuating dalam Manajemen


George R. Terry (1986) dalam Mulyono (2008) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan itu oleh karena para anggota tersebut juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa actuating (pelaksanaan) adalah sebuah usaha untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai macam pengarahan dan pemotivasian agar semua anggota dapat melaksanakan tugas secara optimal sesuai dengan peran masing-masing.

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Prinsip-prinsip actuating menurut Kurniawan (2009 sebagai berikut :
1.  Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.


III. Mengendalikan fungsi manajemen


Usury dan Hammer (1994:5) berpendapat bahwa :“Controlling is management’s systematic efforts to achieve objectives bycomparing performances to plan and taking appropriate action to correct important differences” yang artinya pengendalian adalah sebuah usahasistematik dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkankinerja dengan rencana awal kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap perbedaan-perbedaan penting dari keduanya. Namun secara sederhana pengendalian dapat diartikan sebagai proses penyesuaian pergerakan organisasi dengan tujuannya.


Pengeritian Pengendalian bisa sangat variatif tergantung kita mengambil dari teori siapa. Di sini ada pengertian engendalian menurut beberapa ahli :1. G.R. TerryControlling can be defined as the process of determiniing what is to be accomplished, that is standar; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary appliying corecctive measure so that performance takes places according to plans, that is, in conformity with the standardArtinya :Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan recana yaitu selaras dengan standar.2. Harold KoontzControl is the measurement and corrections of the performance of subordinates in order make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are complished.Artinya :Pengendalian adalah pengukuran dan perbaiakan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tuuan-tujuan perusahaan dapat terlaksana.Sangat jelas sekali bahwasanya fungsi pengendalian yang diambil dari sudut pandang definisi sangat vital dalam suatu perusahaan.

Proses Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
1. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa:
Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang akan datang.




Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.



IV. Motivasi

Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tetapi motivasi pada umumnya berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apapun dan mencerminkan minat kita terhadap perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan. 

Teori-teori motivasi antara lain:
1. Teori hirarki kebutuhan milik Abraham Maslow. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut terdiri dari fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dll), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, persahabatan, dll), penghargaan dan aktualisasi diri.
2. Teori X dan Y milik Douglas McGregor. Teori ini mengemukakan dua pandangan mengenai manusia, yakni pandangan pada dasarnya negatif (teori X) dan yang pada dasarnya positif (teori Y).
3. Teori Dua Faktor milik Frederick Herzberg. Teori ini menghubungkan faktor-faktor intrinsik dengan kepuasan kerja, sementara mengaitkan faktor-faktor ekstrinsik dengan ketidakpuasan kerja.

Sedangkan motivasi kerja ialah usaha untuk mencapai tujuan apapun dan mencerminkan minat kita dengan ketekunan dalam dunia kerja atau pekerjaan kita.


V. Kepuasan Kerja

Handoko (1987) dan Asa'ad (1987) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Sedangkan dalam kepuasan kerja sendiri terdapat beberapa aspek, yakni :
1. kepuasan kerja dengan produktivitas
2. kepuasan kerja dengan absensi
3. kepuasan kerja dengan efek lainnya seperti kesehatan fisik, mental, kemampuan mempelajari pekerjaan baru dan kecelakaan kerja
4. kepuasan kerja dengan turnover

Lalu berikut faktor-faktor penentu kepuasan kerja menurut Luthans (1995) :
1. pembayaran seperti gaji dan upah
2. pekerjaan itu sendiri
3. promosi pekerjaan
4. kepenyeliaan (supervisi) 
5. rekan sekerja




Sumber : 
  1. http://www.organisasi.org/1970/01/fungsi-manajemen-perencanaan-pengorganisasian-pengarahan-pengendalian-belajar-di-internet-ilmu-teori-ekonomi-manajemen.html
  2. http://www.manajemenn.web.id/2011/08/pengertian-pengorganisasian.html
  3. Swanburg, Russel C. . 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis. Bandung: Buku Kedokteran EGC (google books)
  4. Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
  5. Stoner, James A.F. 1996. Manajemen Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga
  6. Stephan, P.R. 2004. Manajemen; San Diego State University.
  7. Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
  8. Umar, Husein. 2003. Business An Introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.